Kamis, 23 Mei 2019

Perbedaan DBD dengan Typhoid Tifoid Tipes Thypus Tifus

Demam Berdarah: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Update terakhir: May 14, 2019


Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit daerah tropis yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, suatu virus yang termasuk ke dalam genus flavivirus, famili flaviviridae. Infeksi virus ini menular ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamukAedes aegypti dan Aedes albopictusbetina yang sebelumnya telah membawa virus ini setelah menggigit penderita lain.

Penyakit demam berdarah tidak mengenal usia. Penyakit ini bisa menjangkiti siapapun, bahkan sering menimbulkan korban yang sangat banyak terutama saat pergantian musim. Masalah yang timbul dari penyakit demam berdarah bisa bertambah buruk karena sering dibarengi oleh infeksi lain seperti flu atau tifus.

Penyebab Demam Berdarah dan faktor risiko yang dapat timbul

Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus yang termasuk ke dalam genus flavivirus, famili flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus demam berdarah yaitu, tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Untuk saat ini, virus yang diketahui paling banyak berkembang di masyarakat adalah tipe 1 dan tipe 3.

Penyakit demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang telah terinfeksi virus ini sebelumnya. Nyamuk ini biasanya sering menggigit manusia pada waktu pagi hari.

Demam berdarah sering terjadi di daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi seperti Indonesia, terutama di daerah-daerah kumuh. Penyakit ini biasanya akan mulai muncul pada pergantian musim, dimana suhu udara sangat cocok untuk perkembangbiakan nyamuk penular penyakit ini.

Meskipun demam berdarah bisa menjangkiti siapa saja, terdapat kondisi-kondisi tertentu yang membuat seseorang terkena penyakit ini. Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuhyang rendah, orang lanjut usia serta bayi dan balita adalah orang-orang yang paling berisiko terkena infeksi virus demam berdarah ini.

Gejala Demam Berdarah

Demam berdarah adalah penyakit yang bisa menimbulkan risiko kematian. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya kebocoran plasma (keluarnya cairan di dalam pembuluh darah ke dalam ruangan antar sel).

Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan penderita mengalami syok dan bisa berujung kematian bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, mengenali gejala-gejala demam berdarah sangat penting supaya dapat dilakukan penanganan yang cepat.

A. Gejala pada fase awal (fase demam)

Demam berdarah biasanya berlangsung sekitar 6-7 hari. Pada fase awal, gejalanya adalah demam tinggi yang datang mendadak berkisar antara 38-40C, nafsu makan menurun, sakit kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, kulit kemerahan, nyeri otot dan sendimualmuntah dan sakit perut.

B. Gejala pada fase kritis

Pada hari ke 4, 5 atau 6 penderita memasuki fase kritis. Pada fase ini penderita merasa seakan-akan sudah sembuh, padahal fase ini adalah saat yang paling berbahaya karena pada fase inilah syok bisa terjadi. Syok dapat menyebabkan penderita menjadi sangat lemah bahkan jika tidak segera mendapat pertolongan bisa terjadi kematian.

Tanda-tanda pada fase ini adalah suhu tubuh menurun, berkeringat dinginterutama pada kaki dan telapak tangan, tekanan darah menurun, dan terjadi penurunan level trombosit secara drastis. Pada fase ini juga mulai timbul tanda-tanda perdarahan seperti mimisangusi berdarah, bintik-bintik merah pada kulit, dan kadang-kadang muntah darah.

Jika penderita mampu melewati fase ini, suhu tubuhnya akan naik lagi namun proses pemulihan biasanya akan segera terjadi.

Baca Juga: 20 Ciri-Ciri Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD)

Pemeriksaan klinis

Saat Anda menderita demam berdarah, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk diagnosis ataupun evaluasi. Tes-tes tersebut meliputi pemeriksaan tekanan darah, tes darah dan kadang-kadang foto rontgen dada.

Pada tes darah, hal-hal yang diperiksa misalnya leukosit, trombosit dan hematokrit. Saat fase awal, jumlahleukosit masih normal dan akan cenderung menurun selama fase demam. Penurunan trombosit (platelet) sampai level < 100.000/mm3 biasanya baru terjadi antara hari ke 3 sampai 7.

Level hematokrit (HCT) menunjukkan terjadinya kebocoran plasma. Level hematokrit yang terlalu rendah membuat penderita demam berdarah diwajibkan untuk dirawat inap, karena kebocoran plasma sangat berbahaya. Keadaan ini bisa menyebabkan syok yang bisa berujung kematian. Tes darah akan dilakukan berulang-ulang untuk memastikan kondisi penderita.

Pencegahan Demam Berdarah

Pencegahan penyakit demam berdarah berfokus pada pengendalian penularnya yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Selama ini sering dilakukan pengasapan atau fogging jika di suatu tempat ada yang terkena penyakit demam berdarah.

Namun usaha ini diketahui sangat tidak efektif mencegah perkembangbiakan nyamuk. Usaha yang lebih baik adalah menjaga kebersihan lingkungan untuk memberantas sarang nyamuk. Pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan dengan 3M yaitu, menutup, menguras, dan menimbun.

Menutup tempat penampungan air untuk mengurangi tempat nyamuk berkembangbiak, menguras dan membersihkan bak mandi atau tempat penampungan air yang lain secara rutin, mengubur sampah-sampah yang berpotensi sebagai sarang nyamuk, menghindari adanya genangan air dengan cara menjaga saluran drainase tetap lancar dan lain-lain, adalah contoh-contoh yang bisa dilakukan.

Untuk perlindungan dari gigitan nyamuk penular demam berdarah, bisa dengan memakai lotion anti nyamuk terutama di pagi hari. Menggunakan kelambu di tempat tidur, jika kondisi Anda mengharuskan untuk tidur/istirahat di pagi hari, misalnya sakit.

Pengobatan Demam Berdarah

Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin yang diketahui untuk menangani virus penyebab demam berdarah. Penanganan penderita penyakit ini lebih bersifat terapi suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan pada kasus kebocoran plasma dan pendarahan. Sedangkan obat-obatan yang diberikan hanya untuk mengatasi gejala.

Berikut beberapa hal yang dilakukan untuk menangani demam berdarah:

  • Pemberian cairan dan elektrolitmelalui infus secara intravena untuk mengatasi kebocoran plasma dan ketidakseimbangan elektrolit.
  • Pemberian obat-obatan penurun panas (misalnya paracetamol), atau obat-obat penghilang gejalalainnya misalnya obat anti mualatau mutah jika dibutuhkan.
  • Untuk penderita dengan kondisi yang lebih parah, transfusi darah dan terapi oksigen mungkin diperlukan.

Selama pengobatan, dokter akan terus memantau kondisi penderita dengan melakukan serangkaian tes yang diperlukan.

Kebutuhan cairan penderita bisa juga didapatkan dengan minum yang cukup. Minuman tidak harus air putih tetapi bisa juga berupa teh manis, susu, jus buah, oralit atau minuman lainnya misalnya minuman kaleng penambah elektrolit.

Berikut makanan atau minuman yang sering digunakan untuk penanganan demam berdarah :

Air kelapa muda

Selain mengandung cairan, air kelapa muda juga mengandung gula dan mineral (seperti kaliumnatriummagnesium dan lain-lain) yang merupakan elektrolit yang dibutuhkan tubuh. Cairan dan elektrolit ini sangat membantu proses kesembuhan  penderita demam berdarah. Selain itu air kelapa muda juga mengandung vitamin B, vitamin C, serta protein.

Jus buah

Jus buah-buahan yang bisa digunakan untuk membantu pananganan penderita demam berdarah misalnya jambu, pepaya, jeruk, mangga dan buah-buahan lainnya. Selain mengandung banyak cairan, jus juga mengandung banyak vitamin dan mineral serta sangat mudah diserap usus.

Dokter yang dapat dituju untuk pengobatan demam berdarah

Saat Anda mengalami gejala deman berdarah, pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan adalah menemui dokter umum. Setelah Anda menjalani tes demam berdarah, Anda akan di rujuk ke dokter penyakit dalam atau internis.


Tipes: Penyebab, Gejala dan, Pengobatan

Update terakhir: Apr 5, 2019 

Dalam dunia medis, penyakit Tipes lebih dikenal dengan istilah Demam Tifoid (typhoid fever) yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteriSalmonella, khususnya turunannya yaitu Salmonella typhi yang menyerang bagian saluran pencernaan.

Penyakit ini dapat menimbulkan gejala demam yang berlangsung lama, perasaan lemah, sakit kepala, sakit perutgangguan buang air besar, serta gangguan kesadaran yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang berkembang biak di dalam sel-sel darah putih di berbagai organ tubuh Demam tifoid merupakan penyakit menular dan pernah menjadi masalah yang cukup serius di Indonesia.

Penyebaran kuman Tipes

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, umumnya bakteri tersebar saat seseorang mengkonsumsi sesuatu yang terkontaminasi oleh bakteri ini (Food Bourne Disease).

Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 60°C) selama 15 – 20 menit. Oleh karena itu disarankan untuk memasak makanan (khususnya daging) sampai matang.

Salmonella typhi merupakan salah satupenyebab infeksi tersering di daerah tropis, khususnya di tempat-tempat dengan higiene yang buruk.  Dapat disimpulkan bahwa penyebab utama penyebaran virus ini adalah rendahnya kesadaran seseorang tentang sanitasi akan lingkungan maupun dirinya sendiri

Siapa saja yang lebih beresiko untuk terserang Tipes?

  • Penduduk negara berkembang, seperti India, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Selatan dan area lainnya yang memiliki tingkat kebersihan yang rendah.
  • Anak-anak khususnya Balita
  • Pekerja atau orang yang mengunjungi area dengan wabah demam tifoid
  • Memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau baru saja terinfeksi tipes

Kenali gejala penyakit Tipes

Gejala klinis demam tifoid seringkali tidak khas dan sangat bervariasi yang bahkan seringkali menyebabkan para ahli kesehatan salah mendiagnosa penyakit yang satu ini. Bahkan ada beberapa orang yang tidak menimbulkan gejala sama sekali walaupun mereka terinfeksi dengan bakteri penyebab Tipes (Asymptomatic Carrier).

Namun ada beberapa karakteristik pada gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :

1. Demam

Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.

2. Gangguan pada saluran pencernaan

  • Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap.
  • Bibir kering dan pecah-pecah
  • Lidah ditutupi selaput putih kotor,
  • Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung karena adanya pembesaran Hati dan Limfa

3. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam.

Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu. Jika tidak segera ditangani dengan baik, dapat terjadi komplikasi seperti pendarahaninternal atau pecahnya sistem pencernaan (usus) yang dapat membahayakan nyawa.

Diagnosa Tipes

Tipes dapat didiagnosis berdasarkan gejala serta sejarah medis dan perjalanan Anda.

Untuk mengonfirmasi kondisi diperlukan beberapa tes seperti berikut ini:

  • Tes Widal diperlukan untuk mengidentifikasi Salmonella typhi pada kultur darah
  • Tes antibodi seperti Tes Tubex diperlukan untuk memeriksa DNA typhoid pada darah Anda.

Pengobatan penyakit Tipes

Satu-satunya cara efektif untuk mengatasi tipes adalah dengan terapi antibiotik, seperti:

  • Levofloxacin/Ciprofoxacin (Cipro) (tidak untuk ibu hamil)
  • Ceftriaxone (Rocephin) dapat dijadikan pilihan untuk anak-anak

Ada beberapa perawatan lain untuk demam typhoid, yaitu:

Selain strategi di atas, dikembangkan pula vaksinasi terutama untuk para pendatang dari negara maju ke daerah yang rawan akan penyebaran demam tifoid. Ada beberapa macam vaksin yang tersedia yaitu :

1. Vaksin Vi Polysaccharide (Injeksi)

Vaksin ini diberikan pada anak dengan usia di atas 2 tahun dengan cara pemberian suntikan. Vaksin ini bisa bertahan selama 3 tahun dan dianjurkan untuk dilakukan penyuntikan setiap 3 tahun.

2. Vaksin Ty21a (Minum)

Vaksin diberikan pada anak usia 6 tahun ke atas dengan cara diminum. Vaksin diberikan 3 dosis yang masing-masing diselang 2 hari. Antibiotik dihindari 7 hari sebelum dan sesudah pemberian vaksin. Vaksin ini juga bertahan selama 3 tahun.

Secara umum, Demam tifoid dapat dicegah dan ditangani dengan baik jika adanya kesadaran masyarakat untuk memulai pola hidup bersih seperti :

  • Rajin mencuci tangan
  • Hindari minum air yang tidak diproses
  • Hindari minum dengan es batu yang tidak jelas asalnya
  • Hindari mengkonsumsi buah dan sayuran yang tidak diolah dengan baik
  • Masaklah makanan hingga matang

Jagalah kebersihan diri Anda sendiri untuk melindungi diri Anda dan orang-orang di sekitar. Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti diatas, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter Anda untuk penanganan selanjutnya.


 

Selasa, 21 Mei 2019

'Expecto Patronum', Cahaya dalam Depresi

Gangguan kesehatan jiwa terjadi dalam pikiran si penderita, tapi seperti kata Dumbledore, itu bukan berarti tidak nyata.

Seorang teman mengirim pesan pendek kepada saya setelah saya sering menulis pengakuan di media sosial soal gangguan kecemasan dan depresi yang saya derita. Dia bilang, “Kamu membuat dirimu terlihat lemah. Kenapa mesti ngaku depresi sih? Nanti kamu kelihatan nggak kompeten dan nggak waras. Mencari perhatian siapa sih?”

Stigma semacam itulah yang membuat mereka yang mengalami depresi makin tertekan. Kita mengalami depresi bukan karena kita lemah, tapi karena kita sudah bertahan begitu lama menanggung beban.

Bagi orang yang tidak pernah mengalami depresi, memang sulit memahami apa yang ada di dalam benak penderitanya. Berusaha menjelaskan depresi kepada orang yang tak pernah mengalaminya, seperti berusaha menjelaskan warna pada orang buta.

Salah satu bacaan untuk memahami seperti apa hantu bernama depresi itu adalah melalui satu seri buku terbaik abad ini: Harry Potter. Penulisnya, J.K. Rowling, yang pernah mengalami depresi, membuat metafora yang sangat baik tentang hal itu, yaitu dementor, makhluk penjaga Penjara Azkaban. Kini, coba bayangkan dementor sebagai depresi. Dia menyedot habis kebahagiaanmu. Sayangnya, dalam dunia nyata kita tidak bisa mengulurkan tongkat sihir, menyerukan “Expecto Patronum!” agar Patronus atau makhluk pelindung datang menjaga kita dari “isapan” dementor.

Harry Potter tidak pernah terang-terang dijelaskan menderita depresi. Namun ada dialog yang amat saya sukai ketika Harry “mati” lalu bertemu kembali dengan Dumbledore dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows bagian 2, dan Harry bertanya, apakah dia harus kembali hidup.

Harry Potter: I have to go back, haven’t I?

Albus Dumbledore: Oh, that’s up to you.

Harry Potter: I have a choice?

Albus Dumbledore: Oh, yes. We’re in King’s Cross, you say? I think if you so desired, you’d be able to board a train.

Harry Potter: And where would it take me?

Albus Dumbledore: On.

Harry Potter: Voldemort has the Elder Wand.

Albus Dumbledore: True.

Harry Potter: And the snake’s still alive.

Albus Dumbledore: Yes.

Harry Potter: And I’ve nothing to kill it with.

Albus Dumbledore: “Help would always be given at Hogwarts to those who deserve it.” Do not pity the dead, Harry. Pity the living. And above all, those who live without love.

Harry Potter: Professor? Is this all real? Or is it just happening inside my head?

Albus Dumbledore: Of course it’s happening inside your head, Harry. Why should that mean that it’s not real?

“Tentu saja ini semua terjadi di kepalamu, Harry, tapi ini bukan berarti tidak nyata, kan?”

Gangguan kesehatan jiwa terjadi dalam pikiran si penderita, tapi seperti kata Dumbledore, itu bukan berarti tidak nyata. Penyakit itu nyata. Depresi, gangguan kecemasan, bipolar, PTSD (Kelainan Stres Pasca Trauma), skizofrenia, dan lain-lain itu nyata. Penderita gangguan kesehatan jiwa harus menghadapi “Voldermort” sepanjang penyakitnya.

Bantuan selalu ada di Hogwarts untuk mereka yang mereka mau mencari dan layak mendapatkannya. Itulah yang harus dicari oleh mereka yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Kita harus menemukan Hogwarts kita sendiri. Ada orang yang mendapatkan Hogwarts-nya melalui terapi ke dokter kesehatan jiwa/psikiater, ada yang bisa merasa “dibersihkan” dengan meditasi dan yoga, ada yang cukup dengan konsultasi dengan psikolog. Hogwarts saya adalah psikiater. Patronus saya adalah konsultasi dengan psikiater dibantu obat antidepresan dan anticemas.

Saya berterus terang dan terbuka mengakui bahwa saya menderita gangguan kecemasan dan depresi. Tapi sejujurnya, tidak mudah bagi saya untuk mengakui bahwa saya harus ke dokter kesehatan jiwa. Saya mulai berobat sejak 2012, dan selama bertahun-tahun saya diam dalam penderitaan penyakit saya sendirian.

Dalam dua tahun terakhir saya lebih terbuka berbicara kepada teman-teman dan keluarga tentang bagaimana berkonsultasi dengan psikiater membantu saya. Meskipun saya tahu obat membantu, sesekali saya masih merasa “malu” karena harus minum obat untuk bisa berfungsi normal dalam hidup. Namun, ajaibnya, sejak saya berterus terang, saya malah bisa lebih produktif. Saya bisa bekerja lebih baik dan menjalani hidup yang lebih berkualitas.

Setelah saya membuka diri, beberapa teman juga ikut terbuka dengan menyatakan bahwa dia juga mengalami perjuangan yang sama. Ada pula yang bercerita tentang depresinya, perjuangannya, dan obat-obatan yang harus diminumnya. Kami sakit bukan karena ingin menarik perhatian atau kurang bersyukur, kami sakit karena memang ada yang salah dalam sistem otak dan kejiwaan kami, dan itu bisa disembuhkan.

Hidup dengan penyakit kesehatan jiwa -- depresi, gangguan cemas, dll -- adalah tentang mengatur keseimbangan. Prozac, Zoloft, Cipralex, atau selusin obat antidepresan apa pun tidak akan membuat saya sembuh, jika saya juga tidak mau berusaha menyeimbangkan fisik dan pikiran. Dokter saya pernah bilang begini, “Obat hanya membantu, tapi kamu lah yang membuat dirimu untuk sembuh. Kalau kamu begini terus, kita bisa menghabiskan seumur hidup untuk terapi.”

Ada kalanya hal-hal seperti: “Tidur teratur pada jam normal; makan makanan sehat, sayuran dan buah; bangun pagi dan bergerak; olahraga; keluar ruangan agar kena sinar matahari; dan mandi” adalah tindakan yang sangat sulit buat saya, padahal itu adalah bagian dari keseimbangan fisik. Bernalar dengan otakmu saat dia mulai kehilangan nalarnya. Ketika monster datang ke dalam pikiranmu, tetaplah berani. Dan jika ada yang harus kau benci, bencilah pada depresimu. Bukan benci pada dirimu sendiri.

Depresi adalah perjuangan panjang menghadapi monster yang terpenjara dalam ruangan gelap di sisi terdalam pikiran kita. Berbagi cerita dan pengalaman adalah suatu cara agar kita tahu bahwa kita tidak sendirian di ruangan itu. Dan, dalam ruang gelap depresi itu, saya selalu mengingat kata-kata Albus Dumbledore dari Harry Potter dan Tawanan Azkaban:

“Kebahagiaan dapat ditemukan, bahkan di masa-masa terkelam sekalipun, hanya jika seseorang ingat untuk menyalakan cahaya. "



By Hetih Rusli

Tulisan ini di copas dari https://magdalene.co/story/expecto-patronum-cahaya-dalam-depresi



Disqus for MaTaDaGa